Sunday 26 January 2014

YA ALLAH... SUDILAH MEMANDANG KAMI...

YA ALLAH... SUDILAH MEMANDANG KAMI...




Dengan nama Mu Ya Allah yang sentiasa Mengasihi dan Menyayangi hamba-hamba Mu...
Ingin aku berbicara dengan Mu di setiap masa yang aku ada dan di setiap tempat aku berada... 


Ingin aku meluahkan segala apa yang terpendam dalam hati ini... walau aku tahu Engkau sangat-sangat memahami dan mengetahui tanpa aku bicarakannya kepada Mu...


Malah Engkau lebih tahu segalanya tentang aku dari diriku sendiri kerana Engkau yang memiliki sekeping hati ini dan kerana Engkau lebih dekat denganku daripada urat leherku sendiri...


Ya Rabbi...sudilah Engkau pandang wajahku...
Ya Rabbi... izinkan aku menghadap Mu berulang kali sehingga ke akhir hayatku... 

Aku tahu..
Aku sering menghadap Mu dengan wajah yang kelam dan tidak berseri...
Aku sering berhadapan dengan Mu tika jiwaku berkeluh kesah...
Aku mencari Mu hanya di waktu susah dan derita...
Di saat senang dan sibuk dengan dunia, aku melupakan Mu...
Aku lupa bahawa hidup ini hanya untuk Mu...
Aku leka bahawa dunia ini hanya sementara untuk aku mencari bekal sebanyak-banyaknya...


Namun, di saat ini aku hadir untuk menghadap Mu...
Bersama dosa dan noda yang tidak terhitung banyaknya...
Disebabkan kelalaianku menurut hawa nafsu...
Dengan tipu daya dunia dan syaitan...


Ya Allah... 

Pandanglah aku dengan kasih sayang Mu...
Pandanglah aku dengan keampunan Mu...
Aku sangat mengharapkan kasih sayang dan redha Mu...
Kerana aku benar-benar menagih syurga Mu dan aku takut neraka Mu...
Tapi... layakkah aku Ya Allah?...


Ya Rabbi...seandainya di saat ini Engkau menjemputku pulang...
Bagaimanakah... nantinya tika berhadapan dengan Mu…?
Sudikah... Engkau menerima hamba Mu yang hina ini…?
Bagaimanakah... keadaanku waktu itu…?
Hitamkah... wajahku bila berhadapan dengan Mu…?
Berserikah... dengan sinar cahaya wajah ini…?
Berlarikah... aku menuju Mu kerana rindu untuk menemui Mu…?
Atau menggigilkah... ketakutan kerana takut dan malu dengan Mu…?




Ya Allah... 

Aku bimbang...
Aku gusar dan takut Ya Allah...
Apabila memikirkan saat itu...
Kerana banyaknya dosa ku terhadap Mu... 


Ya Allah... 

Sukarnya untuk aku meredahi cabaran dunia ini...
Ingin ku buang jauh duniaku yang melalaikan...
Tapi ia selalu menarik-narik hatiku untuk tetap mengulangi kesilapan terhadap Mu...
Kadang-kadang aku terlupa…
Kadang-kadang aku sengaja...


Aku takut pada Mu Allah... 


Tapi kenapa aku seringkali mengulangi dosa-dosa terhadap Mu…?
Aku sering berjanji di depan Mu untuk menyerahkan hidup matiku hanya untuk Mu... 


Namun sering aku memungkiri janji-janjiku itu tanpa rasa berdosa... 


Ya Allah....
Aku sering menangis kerana Mu… kerana takutkan azab Mu...
Namun aku ketawa semula di saat aku lupa tentang Mu...
Semudah itu Ya Allah...aku sebagai hamba yg sebenarnya tidak layak melakukan sebegitu...
Tapi Engkau Ya Allah...tetap memberi peluang untuk aku kembali pada Mu...
Engkau sentiasa bersedia mengampuniku...


Aku takut Ya Allah... 

Seandainya waktu aku tiba untuk kembali pada Mu...
Aku dalam keadaan tidak bersedia dan penuh dengan hitam noda...
Apakah yang mampu aku persembahkan di hadapan Mu kelak?...
Mampukah aku memulangkan segala pinjaman yang Engkau beri kepadaku dalam keadaan yang terbaik…? 


Ya Allah... 

Aku mohon sangat-sangat...
Sucikanlah hati aku dengan maghfirah Mu...
Agar tersenyum aku pulang mengadap Mu... 


Ya Allah... 

Terimalah taubatku sebagai taubat nasuha...
Agar bercahaya wajahku dengan nuur Mu bila bertemu dengan Mu nanti... 


Ya Allah... 

Pimpinlah aku dengan hidayah Mu...
Agar mudah jalanku ke Jannah Mu...


Ya Allah…  

Pegang eratlah hati ini agar sentiasa aku rasa dekat dengan Mu...
Ku harap Engkau terima amalku untuk aku persembahkan di hadapan Mu kelak... 


Ya Allah... 

Dengarkanlah rintihan dan permohonan hatiku ini...
Hadiahkanlah cahaya Mu kepadaku sehingga saat aku dipanggil pulang oleh Mu... 


Amiin Ya Robb..

Aku bermohon sangat-sangat Ya Allah...Perkenankanlah...

Ya Allah… maafkan daku jika hatiku tidak sempurna mencintai Mu…



Wallahu`alam




AMIN AMIN AMIN YA ALLAH.........

KENALKAH ALLAH...?

KENALKAH ALLAH...?


Suatu hari, ketika kita sedang asyik dengan urusan kerja seharian, tiba-tiba rakan baik kita bertanya, “APAKAH KAMU SUDAH MENGENAL ALLAH…?”

Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan, bagi kebanyakkan orang, mereka akan terasa aneh dengan persoalan tersebut. Padahal, mengenal Allah dengan benar, iaitu dengan makrifatullah merupakan sumber ketenteraman hidup di dunia mahupun di akhirat. Orang yang tidak mengenal Allah, pasti tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerosakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini, sebahagian ciri-ciri atau tanda aras dari al-Quran dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas…

 PERTAMA : Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya.

Allah berfirman, “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28)

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan, iaitu makrifat yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka. Barangsiapa yang mengenal Allah, nescaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijrataindinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir 5/97)


KEDUA :Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri.

Ibnu Abi Mulaikah, salah seorang tabi’in berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Rasulullah saw, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq).

Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang sentiasa merasa takut kepada Allah. (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir 5/98)


KETIGA : Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Geri Hatinya

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tenteram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya”.

“Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingati-Nya dan anggota badan pun tidak akan tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingati dan berkhidmat kepada selain-Nya. Apabila hati telah dipenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)


KEEMPAT : Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingati Hari  Akhirat.

Allah swt berfirman, “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tidak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)

Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita, sehingga membuat seseorang yang di pagi hari beriman, namun di petang harinya menjadi kafir, atau petang harinya beriman, namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim)


KELIMA : Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta.

Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari).

Rasulullah saw bersabda, “Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas, nescaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mahu bertaubat.” (HR. Bukhari)


KEENAM : Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman.

Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya, maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw juga bersabda, “Akan dapat merasakan lazatnya iman orang-orang yang redha kepada Robb nya, redha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasul.” (HR. Muslim).


KETUJUH : Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya.

Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan mendapat balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya (tulus) kerana Allah dan Rasul-Nya, nescaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya kerana perkara dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu ertinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw turut bersabda, Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim).

Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar kerana niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat. (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab).



Demikianlah, sebahagian ciri-ciri orang yang benar-benar mengenal Allah. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka. Amin…

Wallahu`alam


MENGHIDUPKAN CAHAYA HATI...

MENGHIDUPKAN CAHAYA HATI...


Pernahkah kita merasakan kegelisahan hati dan fikiran? Seperti, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, sedangkan pekerjaan sebenarnya berbukit di hadapan kita? Pernahkah kita merasakan beban hidup yang terasa berat dan berkumpul di kepala kita, hingga kita merasakan tidak tahu bagaimana untuk menguranginya? Pernahkah kita merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghalang setiap langkah kehidupan kita, tubuh terasa lemah dan longlai, tidak tahu harus melangkah ke mana? Pernahkah kita merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tidak kena dan serba salah? Kalau hal-hal seperti itu menimpa diri kita, ia bermakna kita berada dalam kegelapan cahaya hati.


Sekarang bayangkan orang yang hidup dalam kegelapan tanpa disinari cahaya, tentu sahaja semuanya serba gelap, Kita hanya berpusing-pusing dan menyibukan diri sendiri, tetapi sebenarnya tidak melangkah ke manapun. Kita merasakan setiap langkah yang di atur sentiasa tersandung dan serba tidak beraturan. Inilah perumpaan bagi manusia yang sedang dalam kegelapan hidup. Hal yang sama juga berlaku jika kita tidak menemukan cahaya hati dalam diri sendiri. Mereka yang hidup dalam kegelapan cahaya hati bagaikan berada dalam gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya masih dipenuhi ombak-ombak lautan, di atasnya lagi awan gelap gelita yang bertindih-tindihan.



Bagaimana caranya menemukan cahaya hati ?.



Cahaya hati sesungguhnya bersumber dari cahaya Illahi yang akan menerangi hati kita. Menemukan cahaya hati bererti kembali kepada jati diri atau fitrah kita sebagai manusia yang jernih dan bersih. Kembali kepada hati yang tanpa tertutup pelbagai belenggu yang menutup cahaya hati. Sesungguhnya dalam hati ini sudah ditiupkan sifat-sifat mulia anugerah Allah pada saat proses penciptaannya.


Cubalah bercermin dan lihatlah kita ke dalam cermin, berapa banyak pakaian kesombongan, pakaian riya’, pakaian dengki, pakaian takabur yang kita kenakan? Berapa banyak pengalaman masa lalu yang negatif, pakaian ego peribadi, pakaian pengaruh sudut pandang yang salah yang menyesatkan dalam diri? Mari kita tanggalkan pakaian-pakain itu yang menyelimuti hati kita dari cahaya hati yang jernih dan tajam.


Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang layak pun untuk disombongkan manusia dalam hidup ini.


Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang.


Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesedaran diri sebagai hamba dan abdi Allah semata-mata.


Buanglah pakaian prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki ke hadapan.


Kendalikan ego diri dengan menumbuhkan sikap simpati kepada orang lain.


Buanglah pengaruh sudut pandang negative, mahupun pengalaman hidup lampau yang negatif.


Hindarlah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumber dari hati.



Kejayaan dan kemuliaan dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari keupayaan fizikal diri dan kecerdasan akal fikiran. Lebih dari itu, kita memerlukan kecerdasan hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari cahaya Illahi.


Berbahagialah mereka yang dapat menghidupkan cahaya hatinya, kerana mereka yang dapat mengenali cahaya hatinya akan dapat menggapai kehidupan yang penuh keagungan yang memandang kehidupan jauh ke depan dengan hati jernih. Hidupnya akan dipenuhi cahaya terang dengan pelbagai kemudahan serta kelapangan.


Moga kita saling mendapat manfaat.


munajat hamba

MUNAJAT HAMBA ALLAH...


Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma shalli wasallim wabaarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Astaghfirullahal al’adzhiim wa atuubu ilaih.


Ya Allah, selamatkanlah kami semua dari semua dosa dan perbuatan kami sendiri. Selamatkanlah dari kehinaan dan keaiban. Selamatkanlah dari fitnah dunia dan segala apa yang membahayakan lading amal kami.
Ya Allah, Engkau yang menahan sesuatu dan menjaganya. Engkau jugalah pemilik segala pertolongan yang kami perlukan. Semua beban kami, kesulitan kami, kesusahan kami, hanya Engkau yang mampu mengatasinya. Hanya Engkau ya Allah. Tidak ada selain Engkau yang mampu menolong kami. Tidak ada satu pun pertolongan manusia dapat menolong kami jika Engkau tiada menghendakinya. Dan tidak ada satu pun bahaya menimpa kami jika Engkau juga tiada mengizinkannya.


Ya Allah, terlalu kecil semua urusan kami buat-Mu. Bahkan semua urusan manusia jika dikumpulkan dan dihadapkan pada-Mu, juga teramat kecil. Tiadalah salah kami yang lemah ini benar-benar bergantung kepada-Mu. Jika ada dosa kami, maka ampunilah ya Allah. Jangan sampai dosa kami menyengsarakan kami dunia akhirat. Dan jika ada kebaikan dari diri kami, mudah-mudahan ia mencukupi buat diri kami mendapatkan rahmat-Mu.
Wahai yang Maha Pengasih dan yang Maha Peyayang, sungguh kami sangat berhajat akan pertolongan-Mu. Ya Allah, betapa kami ini sudah menjadi hamba-Mu yang lalai dan terus menerus dalam kelalaian. Diberi sedikit nikmat saja, sudah lari kami menjauh dari diri-Mu. Adalah layak jika kemudian kesusahan dan kesulitan kembali Engkau hidangkan di kehidupan kami.


Ya Allah, kami fahami semua kesulitan kami adalah sebuah bentuk Kasih Sayang-Mu terhadap kami. Engkau tidak menghendaki kami susah di negeri yang kami tidak lagi dapat kembali. Engkau menghendaki kami bertaubat dan meniti jalan lagi kembali menuju diri-Mu.


Ya Allah, bimbinglah kami agar kami mampu menemui mutiara di sebalik semua kesusahan kami. Penuhi hati kami dengan kesabaran, keikhlasan menjalani hidup, dan niat yang kuat untuk memenuhi hidup kami dengan ibadah kepada-Mu.


Ya Allah, kepada siapa lagi kami mengadu jika bukan pada-Mu. Kepada siapa lagi kami bersandar jika bukan pada-Mu. Kepada siapa lagi kami berlindung dari segala ketakutan dan kegelisahan kami, jika bukan kepada-Mu. Tunjukkan segala jalan buat kami untuk mendapatkan redha-Mu dan Pertolongan-Mu.


Ya Allah, sesiapa yang membaca doaku ini, lalu ia menambahkan ayat kedukaannya yang menyesakkan dadanya, kabulkanlah. Sesiapa yang membaca doa ini, dan kemudian ia menambah dengan apa yang merungsingkannya, dan dengan apa yang menjadi hajatnya, kabulkanlah ya Allah. Engkau bebar-benar Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang tidak mungkin bagi diri-Mu. Kekuasaan-Mu tiada terbatas dan tiada bertepi.


Laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adzhim, washallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihii ajma’iin, walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.



Jagalah Hati... 

Tempat sujud Malaikat Jibril disebelah kanan pintu Kaabah

https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/t1/1619278_736433539701955_1960030459_n.jpg
-Tempat Sujud Jibril a.s.
Lebih kurang satu depa ke sebelah kanan pintu Ka’abah terdapat satu susunan marmar coklat kemerahan tanda untuk mengabadikan lokasi Jibril a.s. semasa mengimamkan RasuluLlah s.a.w. selepas turunnya perintah soLat dalam peristiwa Isra’ Mikraj.
Jibril a.s. turun sebanyak 10 kali yakni Lima kali diawal waktu dan Lima lagi di akhir waktu untuk mengajar sempadan masa soLat. Ia sebagai perincian kepada keterangan firman ALlah didalam kitab al-Qur’an yg mengkehendakki kita solat diwaktu malam, siang dan fajar. Penegasan ini sesuai dengan soLat sebagai tiang agama yakni Rukun Islam yg kedua selepas Shahadah.
Lazim Imam Masjidil Haraam mengambil barakah lokasi ini semasa mengimamkan jemaah soLat waktu. Ada Duyufur_Rahman yg menceritakan semerbaknya tempat sujudnya Jibril a.s. ketika soLat disitu.
Alangkah bertuahnya dan amat beruntung tetamu ALlah itu.

Kisah Ibrahim








Kisah Ibrahim

Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. : Nabi Saw. Pernah bersabda, “seandainya kamu ingin melihat Ibrahim maka lihatlah  sahabatmu (Nabi Saw.). sedangkan Musa berambut ikal, berkulit coklat, menunggang unta merah, tali kekangnya terbuat dari pelepah pohon kurma. Seakan-akan aku baru saja melihatnya turun ke sebuah lembah”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. : Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “Ibrahim mengkhitan dirinya sendiri  dengan qaddum(kapak) pada umur delapan puluh tahun.”

Diriwayatkan dari Ummu Syarik r.a. : bahwa Rasulullah Saw. Menyuruh membunuh kadal-kadal rumah (cicak). Dan lebih jauh beliau bersabda, “kadal rumah meniup (api) atas Ibrahim”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. : Ibrahim tidak pernah berdusta kecuali pada tiga kesempatan.
Dua kali ketika untuk kepentingan Allah ia berkata, “aku sakit” dan ketika ia berkata, “(Bukan aku yang melakukannya) tetapi si berhala besar itu”. Dan (yang ketiga kalinya) ketika Ibrahim dan Sarah (istrinya) bertemu dengan seorang tiran dari segala tiran, “orang ini (Ibrahim) ditemani seorang perempuan cantik.” Ia mengirim seseorang menemui Ibrahim yang bertanya perihal Sarah, “siapa perempuan itu?” Ibrahim berkata, “saudara perempuanku”.

Kisah Sekumpulan Jin Yang Mendengarkan Al Quran




Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. : Rasulullah Saw berangkat dengan niat pergi ke Suq Ukazh (Pasar Ukazh) bersama para sahabatnya. Pada waktu itu, sebuah rintangan telah ditempatkan di antara setan-setan (dari bangsa jin) dan kabar dari langit. Api yang menyala dilemparkan kepadanya. Setan-setan pergi menemui kaumnya yang bertanya kepada mereka,”apa yang terjadi denganmu?” mereka berkata,”sebuah rintangan telah ditempatkan diantara kami dan kabar dari langit (as-sama’), api yang menyala dilemparkan kepada kami”, mereka berkata,”sesuatu yang ditempatkan sebagai rintangan antara kalian dengan kabar dari langit pasti sesuatu yang baru saja terjadi. Pergilah ke arah timur dan arah barat dan lihat apa yang telah ditempatkan sebagai rintangan antara kalian dengan kabar dari langit”. Mereka yang pergi menuju Tihama berpapasan dengan Nabi Muhammad Saw di sebuah tempat bernama Nakhla dan tempat itu terdapat di jalan yang menuju Suq Ukazh dan Nabi Muhammad Saw tengah mengerjakan shalat subuh berjamaah dengan para sahabatnya. Ketika mereka (para jin) mendengar al Quran, mereka memperhatikannya dan berkata,”demi Allah! Inilah rintangan yang telah menghalangi kita dengan kabar dari langit”. Mereka kembali kepada kaumnya dan berkata,”wahai kaumku! Sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan (al Quran). Bacaan itu menuntun ke jalan yang lurus; dan disanalah kami beriman dan kami tidak akan pernah mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami”.
Allah mewahyukan ayat-ayat berikut ini kepada Nabi Muhammad Saw; diwahyukan kepadaku, bahwa sekumupulan jin telah mendengarkan (al Quran)…. (QS Al Jin [72]). Dan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw adalah perbincangan para jin itu.

----------------------------------------------------------
diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra. : bahwa ia ditanya seseorang, "siapa yang memberitahu Nabi Saw perihal sekelompok jin yang mendengarkan pembacaan Al Quran?" dia berkata bahwa yang memberitahu Nabi Saw adalah sebatang pohon.